Cerrar

Kupas Lengkap Isi Video Bentrok Pendapat Gubernur NTT vs Warga Sumba

  • Begini Isi Lengkap Bentrok Pendapat Gubernur NTT dan Warga Sumba
    Sahabat Suara Flores yang Budiman
    Sebuah Video Viral berdurasi 5 menit 8 detik, beredar luas di jagat media social, sejak Minggu 28 November 2021.
    Kehadiran video yang belum diketahui sumber utama itu, menjadi perdebatan sengit di tengah warga NTT.
    Mengingat video tersebut menjelaskan bentrok pendapat seru antara orang nomor 1 di NTT dan seorang pria tua, Warga Pulau Sumba.
    Dalam video tersebut tampak Gubernur NTT Viktor Laiskodat berada di sebuah rumah, yang kemudian baru diketahui di daerah Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur.
    Saat itu, Gubernur mengenakan pakaian tampak hitam-hitam dengan sebuah sepatu coklat tinggi.
    Di sana tampak juga beberapa orang pejabat. Gubernur Viktor tampak duduk menghadap seorang pria.
    Pria tampak tua itu, melilit kepalanya dengan kain, mengenakan sarung sumba, dan dalam posisi duduk menghadap Gubernur Viktor.
    Di sana juga ada banyak warga yang hadir. Ada juga seorang anggota polisi yang terlihat dalam video viral itu.
    Isi video viral ini menceritakan perjuangan Gubernur yang baru bergelar doctor itu membangun NTT untuk tujuan perbaikan ekonomi masyarakatnya. Viktor ingin membangun usaha ternak sapi di Pulau Sumba, sehingga ia harus turun dan duduk bersama masyarakatnya.
    Pada menit-menit awal Video Viral Itu, Viktor Laiskodat menjelaskan bahwa tujuan pemerintah membuka usaha ternak sapi di wilayah itu. Bahwa pemerintah berkomitmen untuk mensejahterakan rakyat NTT dengan memperbaiki ekonomi.
    Oleh karena itu, pemerintah hadir untuk meminta dukungan masyarakat agar upaya perbaikan ekonomi rakyat dapat ditingkatkan. Pemprov NTT sedang berjuang untuk membuka usaha ternak sapi di Pulau Sumba.
    Karenanya, pemerintah tentu membutuhkan lahan agar usaha tersebut dapat berjalan.
    Namun rupanya, pemerintah harus bekerja keras untuk memperoleh lahan secara legal dan aman bagi warga.
    Seperti dijelaskan Gubernur Viktor, bahwa lahan tersebut telah dikantongi pemerintah provinsi. Dokumen objek tanah ada dalam akta pemerintah provinsi. Jadi pemerintah hadir untuk meminta dukungan masyarakat.
    “Kalau urusan orang dulu, itu urusan lain. Yang paling penting barang (proyek ini) dikerjakan untuk kepentingan rakyat. Tanah ini milik provinsi, dipakai untuk kepentingan rakyat sumba dan nusa tenggara timur,” ,” ujar Gubenur.
    Viktor sangat berharap agar masyarakat mendukung misi muliah pemerintah.
    “Namun, jika ada yang berbeda, orang akan berhadapan dengan saya selaku Gubernur NTT,” tantang Gubernur.
    Dirinya menginginkan agar proyek ternak sapi tersebut dapat diurus dengan benar, agar rakyat bisa rasakan perubahan. Baginya, sapi yang datang adalah sapi yang berkualitas tinggi. Memiliki daging yang bagus dan berkelas premium.
    Jika saja usaha ini berjalan, masyarakat pasti dilibatkan dan akan memiliki sapi di mana-mana.
    “Nanti bapa-bapa ikut terlibat, akan ikut menjaga dan memiliki sapi setiap tempat. Jadi jangan ganggu usaha pemerintah bangun NTT. Kalau ada yang ganggu, tanah ini mau dibuat apa. Saya hadir di sini, mau bangun provinsi ini. Tolong jangan ganggu. Sapi yang kita harapkan, daging premium, dan di sini kita butuh manusia-manusia untuk kerja,” tegasnya.
    Gubernur mengatakan bahwa warga pulau sumba, terkhusus keluarga bapa pemilik lahan dan anak cucu, akan hidup baik di balik pembebasan lahan dan usaha ternak sapi ini.
    Ternyata, penjelasan panjang lebar Viktor Laiskodat rupanya tak diterima baik oleh pria tua itu, yang diketahui bernama Umbu Maramba Hawu, yang adalah pemilik tanah ulayat di Sumba Timur.
    Bentrok pendapat pun terjadi antara keduanya.
    Diduga, Umbu Marambu Hawu tak setuju jika Gubernur menyebut tanah itu merupakan milik pemprov NTT.
    Sambil mengayunkan keduanya tangannya, dan dengan suara keras, ia meminta Gubernur NTT menunjukan bukti, jika tanah tersebut milik pemerintah.
    “Saya minta tolong, surat penyerahan siapa yang serahkan. Gara-gara tanah ini, saya mau mati, keluarga saya pun mau mati. Sekarang mau tembak-tembak sudah. Ini saya punya tanah, siapa yang mau serahkan begitu saja. Karena tidak ada surat penyerahan,” tegasnya.
    “Saya tidak melawan pemerintah, saya tidak lawan Gubernur. Tetapi sebagai manusia, kita harus menghargai hak ulayat. Ini ada aturannya.
    Ia tampak mengharapkan agar Gubernur NTT dapat menghargai mereka sebagai pemilik tanah ulayat di Sumba Timur. Pihaknya berharap agar pemerintah paham tentang hak tanah ulayat.
    #KUPASLENGKAP
    #BENTROKPENDAPAT
    #GUBERNURNTTvsWARGASUMBA
    #VIDEOVIRAL
    #KUPASLENGKAP
    #KUPASLENGKAP
    #KUPASLENGKAP
    #KUPASLENGKAP
    #KUPASLENGKAP
    #KUPASLENGKAP
    #KUPASLENGKAP
    #KUPASLENGKAP
    #PEMBEBASANLAHAN
    #PEMBEBASANLAHAN
    #PEMBEBASANLAHAN
    #PEMBEBASANLAHAN
    #PEMBEBASANLAHAN
    #PEMBEBASANLAHAN
    #PEMBEBASANLAHAN
    #PEMBEBASANLAHAN
    #PEMBEBASANLAHAN
    #TERNAKSAPIWAGYU
    #TERNAKSAPIWAGYU
    #TERNAKSAPIWAGYU
    #TERNAKSAPIWAGYU
    #TERNAKSAPIWAGYU
    #TERNAKSAPIWAGYU
    #TERNAKSAPIWAGYU
    #VIKTORLAISKODAT
    #VIKTORLAISKODAT
    #VIKTORLAISKODAT
    #VIKTORLAISKODAT

    Categoría: Viajes y eventos

    #kupas#lengkap#isi#video#bentrok#pendapat#gubernur#ntt#warga#sumba

    0 Comentarios y 0 respuestas
A continuación, explicaremos cómo parrandasjal, nuestros socios y otras empresas externas hacen uso de estas tecnologías, de tu configuración de privacidad y de las demás opciones que tienes a tu disposición.
Política de privacidad Aceptar y cerrar
arrow_drop_up